Cerpen: Cinta Dalam Perjalanan
Cinta dalam Perjalanan Ayas melempar korannya kasar, mulutnya berbelit menggumpal. Ia duduk melingkarkan dua tangan di tubuhnya, matanya masih melirik tajam menyoroti mamanya yang masih menyapu ruang tamu. “kenapa Ayas? Pulang ko malah cemberut?bukannya salam” Anin menegur Ayas, dalam posisi masih memegang sapu ia menghampiri anaknya. “kenapa mama masih menulis cerpen?” Anin menatap anaknya heran “ko kamu nanyanya gitu?” Anin balik bertanya. Ayas menyodorkan koran hari ini, seakan ia memberi jawaban tanpa lisan. # # # Anin masih duduk menunggu kereta, jadwal keberangkatan tinggal beberapa menit saja, koper lengkap dengan tas berisi barang barangnya masih tergeletak ditelan matahari siang kota Rangkasbitung, ia berharap dingin malam kota Jogja akan segera menyambutnya setelah tiba. Ia mengetuk ngetuk kaca jam tangan kecilnya, berharap pengumuman akan segera didengar mengabarkan kedatangan kereta. Dan akhirnya suara pluit di dengarnya, para penumpang berhamburan, i