PEMBERANTASAN KORUPSI DI ERA PANDEMI



Nyatanya bukan hanya pandemi yang membuat negeri ini terbujur beku. Tidak lantas mati, namun penyakit lama menggerogoti. Seakan korupsi tak menemukan penghujung, bukan berkurang malah melambung. Bagaimana tidak memanfaatkan situasi, di saat pandemi rencana pengurangan masa tahanan napi korupsi mendapat banyak kecaman. Bukan tanpa alasan, melainkan ulah mereka sebelum di tahan saja bak drama persinetronan. Terlebih sangat tidak relevan dengan kesalahan yang jauh merugikan. Alih-alih meringankan beban biaya dan ditakutkannya penyebaran covid di tahanan, nyatanya mereka hidup bak di hotel bukan di rutan. Punya kamar pribadi bahkan fasilitas olahraga sendiri. Kabarnya ada yang bisa berpelesir juga.

Bukan negeri ini jika tak melucu, saat penanganan kasus penyidik KPK yang terkena penyiraman, bukannya mendapat dukungan, namun sanksi hukuman pelaku tak setimpal bahkan dengan lamanya waktu penyidikan. Lalu tagar di jagat twitter ramai, ketika anak muda menyuarakan kegelisahannya, namun malah disuapi fitnah penggunaan narkoba yang tak terbukti adanya.

Ketika mendengar kata korupsi, sebenarnya akar yang manakah yang lebih dulu harus di basmi? Seperti tiada habisnya, mati satu tumbuh bibit baru. Najwa Sihab sebagai duta anti korupsi sudah berkoar-koar sejak lama. Narasinya sudah terdengar dimana-mana, tapi sayang korupsi tak kunjung reda. Jika dilihat kalangan yang menjadi sorotan pemberitaan korupsi mereka yang punya kedudukan. Sasaran empuk memang mengantongi yang bukan hak kepemilikan, tanpa sadar jutaan yang dirugikan. Namun yang perlu diperhatikan, penyakit ini sudah tumbuh bahkan sedari dasar. Saat anak-anak sekolah dibiasakan menyaksikan keterlambatan guru pada jam belajar, tukang bensin yang tak menggenapkan takaran literan atau kuli yang sengaja mengulur waktu pengerjaan bangunan. Lengkap sudah mengakar, ketika sedari hal kecil di sepelekan dan dibiasakan. Kapan korupsi akan lenyap dari negeri ini?

Di era pandemi, KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi ikut menyesuaikan diri, mulai dari pelayanan aduan sampai persidangan dilakukan daring, meski menuai banyak kendala, namun apalah daya. Meski menerima banyak ajuan pemunduran sidang dengan menerapkan sistem kerja dari rumah, namun sebagian harus tetap mengunjungi kantor, mengontrol dan mengawasi, karena lengah sedikit hati-hati ada yang beraksi. Di pundak pemimpin anti korupsi, disitulah kemajuan sebuah negeri begitulah kutipan dari duta anti korupsi, namun sejatinya dipundak kita semualah pemberantasan ini akan berhenti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Culture Shock di Thailand

Sinopsis Film Blacklist (Thailand)

Culture Shock Pendidikan di Thailand