Antologi puisi
Kumpulan
antologi puisi
Oleh: Ayi Hanifah
Puisi-puisi ini saya salin dari catatan 2014-2015 silam. Beberapa sudah mendapatkan penyuntingan secara tata tulis karena keterbatasan pengetahuan masa itu, sebagian dibiarkan seperti awal mula saya menulisnya. Mungkin ini bukan kumpulan puisi yang baik, tapi puisi ini mewakilkan saya masa itu, dan mungkin akan menjadi catatan perbandingan masa ke masa. Sempat terpikir untuk menghapusnya, tapi semoga ada hal baik yang bisa diambil. Pada 2021 ini saya menambahkan beberapa puisi di masa PPKM, sembari merapalkan doa semoga covid ini lekas usai.
Catatan 2021
Liang Lahat
Rumah beristirahat
dari ramainya hoax
dan politik yang bergejolak
Juli 2021
Hidangan layar HP
Sarapan pagiku permintaan doa
makan siangku permohonan donor plasma
cemilan soreku info kematian
sedang makan malamku harapan
semoga esok tak terulang
Juli 2021
Catatan 2015
Nyanyian Duka Alam
Sesaat pagi mulai bangun
Menyingsing sudah sangmentari dari balik mimpi
Memulai hari nan cerah, bersama linangan nan merdu
Sudah bukan lagi rahasia alam, jika kini tak menjumpai kedamaian
Yang ada kini hanya hiruk piruk ditengah hutan tanpa
kedamaian
Tak dapat dimengerti memang, jauh dari yang di bayangkan
Dengarlah kini alam sedang merintih, dalam tangis kesedihan
yang mendalam
Menutupi semua duka yang ia sembunyikan.
Pilu hati bersama jiwa yang terhempas sunyi
Diiringi alunan merdu dari gemercik air yang bernyanyi sedu
Bolehkah aku meminta,agar aku tetap bisa bersama menyaksikan
semua ini
Atau mungkin aku akan ikut mati dalam kepiluan dunia yang
semakin mendera
Rimbo
Panjang, 15 September 14
Berbeda
Aku hidup, aku
ada.........namun dengan diam kubicara
Merangkai kata kata hati lewat suasana, dan bersama mimpi
Ku gantungkan kenyataan yang ada
Dulu aku merasa bisu, bahkan kaku, meski sebenarnya tidak
Dulu aku merasa bisu, bahkan kaku, meski sebenarnya tidak
Namun saja hatiku membeku, mengeras dan menjadi batu
Saat telingaku menyambut bentakkan yang menderu, menyerangku bahkan
mematikan syarafku.
Kala hariku disambut caci, maka tak lama aku akan benar benar mati
Semua yang ku hadapi seperti menertawaiku.
Namun yakinlah aku tak bisa seperti ini
Aku bahkan tak menemukan kehidupan
Untuk bernafaspun aku kesulitan
Apalagi menjadi yang kau inginkan
Biarlah aku berbeda, namun dengan caraku, aku yakin bahagia
RIMBO
PANJANG, 2 OKTOBER 14
Nyanyian Hujan
Hujan bukan air
mataku
Namun hujan selalu saja menemaniku dikala pilu
Hujan bukan yang menghukumku
Namun aku merasa ini semua yang menghujamku
Dengarlah hujan sedang bernyanyi
Dia bukan sedang memaki
Ada simfoni indah yang ia lantunkan
Ada nada indah yang ia gumamkan
Meski sebenarnya aku tak benar benar mendengar
Tahukah kau disana?mereka bersuka ria
Menyambut hujan yang membahagiakan
Percayalah hujan bukanlah tangisan
Namun ia punya nyanyian
Ya,nyanyian kebahagiaan bagi yang tau apa yang sebenarnya ia rasakan.
Idul Adha, 4 Oktober
2014
(Kami
sholat saat hujan bernyanyi)
kau
Ciuman
mengantarku dalam kepergian
Pada tanganmu
yang mulai menua dimakan usia
Namun ada
kehangatan berbeda yang ku rasa
Menyimpan sejuta kekuatan yang membuatku bertahan
Menyimpan sejuta kekuatan yang membuatku bertahan
Kulihat ujung
matamu menggenangkan air
Namun tak kuasa
menjatuhkannya, seperti itulah kau
Selalu kuat
dihadapanku, namun aku tahu sebenarnya kau mananggung pilu
Kau pandai
menyembunyikan itu
Namun aku
tau, matamu tak bisa berdusta
Kekuatan yang
selalu kau katakan
Aku benar benar
merasakannya
Tepat seperti
yang kau katakan
Kala kau
mengantarku dalam kepergian.
8
Oktober 2014
APA KABAR DUNIA
Kala
dunia tak berpihak
Mengejutkan hati atau bahkan
mengguncang emosi
Untuk berlari tak dapat, bahkan
berjalanpun kesulitan
Kini fase kehidupan sedang berjalan
Saat janji Tuhan benar benar ter
realisasikan kehidupan
Kadang insan Tuhan tak benar benar
percaya
Bahkan mungkin akan menyepelekan
Menganggap semua datang kebetulan
Tahukah kalian, kini dunia diambang
dusta
Namun semua meyakini ini kemajuan
Tahukah kalian, kini dunia diambang
bencana
Namun semua meyakini ini kegembiraan
Sadarkah kita dunia kini telah
sampai di akhir Zaman
Bahkan kau sendiri masih ingin
merauk uang
Sedang kau belum menabung amal
perbuatan
Bahkan kau masih ingin menikmati
keterlenaan
Sadang kau tahu bahwa kehidupan
dunia tak menjanjikan
Insan mari kita tanyakan pada dunia,
apa kabarnya?
HENING
Bukankah kau suka?
Bukankah kau gembira?
Bukankah kau bersuka ria?
Namun nyatanya kau tak bergeming, saat keheningan mulai datang
Kenyataan yang sedang kau alami, adalah salah satu dari apa yang kau
minta
Keheningan bukanlah pilihan
Keheningan hanyalah keadaan dimana kita kadang merasa nyaman
setelah keramaian
Namun janganlah mengheningkan keadaan
Biarlah ini seperti bagaimana adanya
Nyanyikanlah harmoni kehidupan dalam heningmu
Janganlah kau cari, ia akan datang sendiri dan itu
pasti!!!
24 Oktober 2014
(Hening, duniaku tak bernyanyi)
DILUAR
JENDELA
Kau menghampiri
Lalu mengetuk kesunyian hati
Ada tawa saat rintikan hujan menggoda kehidupan
Walau sebenarnya peluh telah tertutupi oleh air
Namun nyatanya kebahagiaan tak selamanya milik orang kaya
Kau tetap bahagia walau dunia kian mencekik kenyataan
Kau tetap ada bersama orang yang kau cinta
Walau harta tak selamanya bersama
Bukankaah memang seperti itu hakikatnya?
Kebahagiaan bukan sebesar apa kau memberi
Namun seperti apa kau memberi
Kau berlari kecil, disertai angin dingin yang membalut penat
Namun bahagia tak bisa ditanya
Ia tau kemana ia harus hadir
Meski itu bukan pada sikaya, namun ia akan datang kepada sang
pemiliknya.
Bisakah kau pahami?kebahagiaan kini milik yang diluar jendela sana.
#
Jln.Panam-Pengemis jalanan sang pemilik kebahagiaan, Rabu
sore, sesaat setelah rintikan
hujan menari. 29-10-14
HIDUP
Sudah sadar namun belum berubah
Sudah puas namun belum maximal
Sudah ada namun belum berjiwa
Sudah seharusnya namun belum terbiasa
Lalu apa arti ada namun tanpa nyawa?
Apa arti bicara tanpa suara?
Apa arti bertindak tanpa gerak?
Seperti itukah kau menggambarkan diri dalam
syair yang kau tulis?
Bermakna namun tak berarti
Mendayu namun tak berirama
Lalu sampai kapan akan hidup tanpa arti?
Hidup bila untuk hidup saja hewanpun bias
Namun saying hidup tak cuma untuk itu
Lalu apa yang kau cari selama ini?
Saturday, 8 Nov 14
Jln Utama Rimbo Panjang, 09.45
PILIHAN
Jika waktu dapat memilih
Maka kebahagiaan akan ku pihaki
Namun nyatanya dunia telah berencana
Sang pencipta Maha kuasa
Kebahagiaan tidak cuma-cuma aku punya
Lewat usaha ataupu ujian yang akuterima
Namun sadar atau tidak
Aku kadang masih menginginkannya
Detik yang ku hitung telah berjuta
Begitupula menit turut menyertainya
Tahun yang hanya memihak jari
Maka masih cukup mengukurnya
Entah sampai kapan
Atau mungkin sampai kapanpun
Cukup sadar, namun hati mengelak
Mengapa harus terus merasakannya
Aku pernah meminta
Mengapa aku tidak dilenyapkan dari hadapannya
Agar aku tak benar-benar mengingat
Masa lalu, namun masa mendatang
Mengatakan masih ada waktu
Aku ingin melenyap
Hingga aku benar benar lupa apa apa yang ia katakan
Aku berfikir aku akan senang.
Thurs,
20 Nov 14 tashih
FUNCTION
Kaki untuk berjalan
Kaki untuk menerjang
Kaki untuk berjuang
Maka jangan ragu untuk melangkah!
Tangan untuk
menggenggam
Tangan untuk mencengkram
Tangan untuk menyongsong
Maka jangan ragu untuk maju!
Hati, fikiran
Disatukan oleh ikatan
Jangan ragukan lagi, karena
Pada dasarnya pada satu badan
Namun kita tidak yakin
Dan merasa ia berjauhan
Ingatlah!
Ketika memutuskan, maka kita gunakan hati dan fikiran
Dan hadirlah pilihan
Silahkan memilih!!!!
PALESTINE Building
20
Nov 14
Kiranya
Orang memandang aku bahagia
Orang mengira aku tak tersiksa
Orang berfikir aku hanya senang saja
Orang melihat aku tak cedera
Aku ingin menertawai
Aku tak ingin menodai
Aku ingin bersuka ria
Aku ingin melihatnya sejahtera
Namun aku ingin mengatakan
Semoga itu semua memihakku
Datang atau tidak
Pergi atau menjauh
Ada atau musnah
Bicara atau bisu
Aku tak peduli karnamu
Aku merasa nyaman pada
duniaku
Aku merasa bebas pada duniaku
Aku merasa hadir pada duniaku
Bukan pada dunia yang kau rancang
Aku sungguh tak merasa nyaman
Hidup untuk bebas
Hidup untuk menghirup
Hidup untuk terbang
Lepaskan aku!!!
20/11/14
SAAT
SENJA MERENGGUT MALAM
Jangan patahkan hati
Cukup sudah tulang ini kau rapuhkan
Jangan nodai wajah
Cukup sudah tak tersimpul senyum darimu
Jangan kau putuskan ikatan
Cukup kau heningkan kedaan
Lewat mata kau sudutkan
Lewat nada kau hentikan
Lewat sikap kau perlihatkan
Bagaikan kehidupan yang
beradu
Lalu saling bergabung
namun malah berpecah
Bukan bersatu saling
melengkapi
Namun kadang menceraikan diri
Jangan biarkan senja direnggut malam dahulu
Karna saat senja aku mimpikan sesuatu
PUISI
Bukan hanya bahasa hati
Bukan pula tulisan jemari
Selintas tidak memahami
Sekejap kau akan mengerti
Menuliskan puisi bukan hanya karna hati
Namun pikiran, jiwa, juga imajinasi
Lukiskan puisimu pada kanvas jiwa
Warnai puisimu pada fase tertera
Goreskan puisimu pada apa yang mejadi haknya
Puisi bukan sekadar
kosong
Bukan pula sesuatu yang bohong
Namun puisi mengisi hati yang kering
Hitam ptih hidup
menjadi alunan puisi
Seberapa bisa ita merangkainya
Seberapa bisa kita memetiknya
Seberapa bisa kita meluapkannya
Sepertinya yang
mendayu
Sepertinya yang mengayuh
Sepertinya, namun tak pernah nyata
Hanya fatamorgana
Hanya ilusi jiwa
Namun hati meyakini seprtinya
Sempurna
Merasakan hiruk piruk kehidupan
Membarakan kobaran asa yang memadam
Jutaan jiwa meraum namun tetap diam
Sedari semakin keras namun masih tetap diam tak bergerak
Setiap insn dikaruniai hati serta akal
Biarpun seburuk atau seindah yang kita kenal
Namun tetap saja ia tak disempurnkan
Bila kita mencari kesempurnaan
Maka kita tak akan mendapatkannya
Kecuali hanya padaNYA
Kebanyakan insan
mengejar kesempurnaan
Namun ia lupa menutupi kekurangan
Sempurna tak didapat
Yang ada hanya menjelek jelekannya
Bukankah sempurna itu
Saat kita dapat menutupi kekurangan itu?
Ingatlah! Kesempurnaan bukanlah akhir tujuan hidup
Dan hidup tak untuk encari kesempurnaan
17.10 masjid an nur Pekan Baru
Dunia
Berapa lama lagi aku harus menghitung dunia
Yang sebenarnya aku tahu tiada yang bisa
Hanya sebatas asa, yang ujunganya sia binasa
Orang orang berlari mengejar tujuan
Orang orang melompat menangkap keinginan
Ada yang tersenyum untuk sebatas mengabadikan
Sedang aku duduk diantara lintasan
Kebahagiaan banyak dicari
Namaun sebenarnya kebahagiaan cukup ditanam
Mereka banyak keliru
Satu dua orang mungkin paham teoritas saja
Perputeran alam kian terasa
Perubahan kulit kian terlihat
Diujung mata memandang
Di dalam hati yang terasa
Di atas benak harapan
Hanya ada KAU
Keagunganmu tak terbatas
Hingga kini aku ada
Dibumi dimana aku tak pernah berada
Namun karnaMU aku ada.
Aku mulai mengerti apa arti pengorbanan..........
Perubahan
Dimana dan entah kapan
Siang kini berganti malam
Sunyi kini berganti gundah
Kedekatan kini menjadi jauh
Orang saling acuh tak acuh
Tak peduli pada siapapun
Mati atau masih hidup
Yang ia tau hanya dirinya baik-baik saja
Atau orang orang yang ia cinta tetap ada didekatnya
Bukan hakikat yang dicari kini
Namun hanya realitas yang sebenarnya
Semntara namun dianggapnya abadi
Orang banyak menghalalkan cara
Tubuh bau tak berbentuk manusia
Takpeduli sekitar berkata apa
Namun nafsu telah terpenuhinya
Curah hujan cukup tinggi
Semua mengatakan bahaya akan terjadi
Lupakah kau, bahwa itu berkah ilahi?
Dunia ini telah lama berputar
Jangan berhenti, karna bumi tetap berotasi!
Kau lah
Sekuat cinta
Setegap badan
Seteguh harapan
Seindah kesetiaan
Dengan bahumu yang bidang kau topang
Dengan ototmu yang kekar kau hadang
Berjalan menyusuri angan
Menembunyikan duka
Walau air mata tetap menyelinap
Malam
Sesunyi apa yang kurasakan
Namun gemerlap lampu meyinari hati
Mewarnai setiap baitan puisi yang melintas
Namun mengantarkanku hingga kehidupan yang tak pernah kubayangkan
sebelumnya
Malam telah merubah segalanya
Mengantarkanku pada hari baru
Untuk ku lalui esoknya
Menerobos angin
Melintasi hawa dingin
Makna dari antologi puisi "Hening" apa ya kak? Klo bole tauu
BalasHapusantologi puisinya sangat baik....
BalasHapus