Hina dan Menghina
Bismillah//
Sebuah seminar beasiswa yang didalamnya menyadarkan makna kata, sambil tertawa kami menanggapi fenomena yang sering terjadi di sekitar kita, bahkan mungkin kita pernah menjadi pelakunya.
Pembicara itu menceritakan pengalamannya, kebetulan beliau berasal dari Bali. Sembari menampilkan foto menceritakan kisah dibaliknya "Waktu itu saya study tour ke jogja, saya kalau liat orang Jogja ke Bali, foto di Tanah Lot saya akan bilang deso*, saya kalau ke Jogja foto di Tugu Jogja dong" lalu peserta riuh sembari menahan tawa. Beberapa orang menanggapi itu deso* juga pak...mungkin jika pembicara itu tidak melanjutkan perkataanya, apa yang dibicarakan hanya akan sampai pada tawa saja, namun beliau melanjutkan.
"Seringkali kita menghina, padahal kita juga hina, sudah hina sama sama menghina" kurang lebih begitu ucapnya, dan tawapun kembali bergemuruh.
Tak jarang orang menghina tapi ia tidak sadar perbuatannya, yang lebih parah lagi bahwa ia tidak sadar ia telah menjadi hina karena menghina.
Sekian_
.
*foto ini diambil saat kegiatan anak-anak Anuban di Sangkhom, dari wajahnya terpancar kepolosan, mereka tak memedulikan karya seperti apa yang dihasilkan apalagi mengamati karya temannya saat mereka membuatnya. Tak ada hina menghina yang ada hanya bahagia.
Sebuah seminar beasiswa yang didalamnya menyadarkan makna kata, sambil tertawa kami menanggapi fenomena yang sering terjadi di sekitar kita, bahkan mungkin kita pernah menjadi pelakunya.
Pembicara itu menceritakan pengalamannya, kebetulan beliau berasal dari Bali. Sembari menampilkan foto menceritakan kisah dibaliknya "Waktu itu saya study tour ke jogja, saya kalau liat orang Jogja ke Bali, foto di Tanah Lot saya akan bilang deso*, saya kalau ke Jogja foto di Tugu Jogja dong" lalu peserta riuh sembari menahan tawa. Beberapa orang menanggapi itu deso* juga pak...mungkin jika pembicara itu tidak melanjutkan perkataanya, apa yang dibicarakan hanya akan sampai pada tawa saja, namun beliau melanjutkan.
"Seringkali kita menghina, padahal kita juga hina, sudah hina sama sama menghina" kurang lebih begitu ucapnya, dan tawapun kembali bergemuruh.
Tak jarang orang menghina tapi ia tidak sadar perbuatannya, yang lebih parah lagi bahwa ia tidak sadar ia telah menjadi hina karena menghina.
Sekian_
.
*foto ini diambil saat kegiatan anak-anak Anuban di Sangkhom, dari wajahnya terpancar kepolosan, mereka tak memedulikan karya seperti apa yang dihasilkan apalagi mengamati karya temannya saat mereka membuatnya. Tak ada hina menghina yang ada hanya bahagia.
Komentar
Posting Komentar